MAKALAH
POLA PANGAN HARAPAN
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ekologi pangan dan gizi
Oleh:
KELOMPOK 2
Elyonai Chindy Anggraeni (132110101005)
Ikrima Sundari (132110101008)
Yuli Rukmi Hasanah (132110101053)
Sutatik (132110101057)
Ilham Wirananto (132110101068)
Marga
Retta Kurnia B (132110101079)
Sevi Ayu Arista (132110101086)
Dwi Santoso Raharjo (132110101097)
Rahmania Hamida (132110101119)
Fitra
Malaningsi (132110101136)
Sisca Ellyana Putri (132110101164)
Agung Dwi Hermanto (132110101174)
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
DAFTAR TABEL
Tabel
6. Perbandingan Antara Capaian dengan Sasaran Pola Pangan Penduduk Provinsi
Bengkulu Tahun 2011.....................................................................10
Tabel 7. Perbandingan Konsumsi Pangan Aktual
Provinsi Bengkulu Tahun 2011 Dengan Pola Pangan Harapan Nasional……………………………………………….11
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “POLA PANGAN
HARAPAN” ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan
Ekologi Pangan dan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu
Nina Rohmawati, S.Gz.,M.PH. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Ekologi Pangan
dan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember yang telah memberi
arahan dan bimbingan kepada kami dalam menyusun makalah ini,
2. Rekan-rekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2013 yang telah memberikan saran dan
kritik demi terselesaikannya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan, namun penyusun juga tidak membantah bahwa dalam
pembahasan makalah ini juga terdapat banyak manfaat bagi para pembaca.Oleh
karena itu penyusun tidak menutup kemungkinan bagi pembaca untuk memberikan
komentar, kritik, maupun saran kepada penyusun.
Jember, 14 Mei 2015
Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan manusia sehingga ketersediaan
pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Dalam perkembangan peradaban
masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana
tenteram serta sejahtera lahir dan batin semakin dituntut penyediaan pangan
yang cukup, berkualitas dan merata. Undang-undang Pangan Nomor 7/1996
mengamanatkan bahwa pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang
pemenuhannya bagian dari hak asasi manusia (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau
kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut
maupun relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun
konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan
aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan cita rasa (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan
anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif berdasarkan skor pangan dari 9
bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan
harga terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah
tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada
komposisi konsumsi pangan (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi salah satu indikator dalam
pencapaian ketahanan pangan. Dalam konteks tujuan penyediaan pangan yang cukup
dan bermutu bagi pemenuhan kebutuhan gizi penduduk, FAO-RAPA telah
merekomendasikan pendekatan PPH dan skor PPH sebagai instrumen penetapan target
dan evaluasi pembangunan pangan bagi perbaikan gizi masyarakat di suatu negara
atau daerah.
Dengan PPH sebagai acuan diharapkan tercapai dua tujuan
utama yaitu untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan dan untuk mengurangi
ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan.
Melalui kedua tujuan utama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung,
diharapkan pola konsumsi masyarakat dapat memberikan kontribusi pada
terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia.
1.2 Tujuan Makalah
- Mengetahui yang dimaksud dengan pola pangan harapan.
- Mengetahui cara perhitungan pola pangan harapan.
- Mengetahui bahan pola pangan harapan dan bobot setiap kelompok pangan.
- Mengetahui pola pangan harapan di Provinsi Bengkulu.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pola Pangan Harapan
Pola Pangan Harapan
(PPH) merupakan susunan
beragam pangan atau
kelompok pangan yang didasarkan
pada sumbangan energinya baik secara absolute maupun relatif terhadap total
energi penyediaan atau
konsumsi pangan yang
mampu mencukupi kebutuhan
konsumsi pangan penduduk baik
kuantitas, kualitas maupun
keragamannya dengan aspek-aspek
sosial, ekonomi, budaya dan cita rasa.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola
pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan
pangan wilayah.
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern
adalah beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan
energi terhadap total energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut
maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan yang
mampu mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk secara kualitas, kuantitas
maupun keragamannya, dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi,
budaya, agama dan cita rasa.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah
kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan
energi dan zat gizi. Pola Pangan Harapan (PPH) dapat digunakan sebagai ukuran
keseimbangan dan keanekaragaman pangan dengan terpenuhi kebutuhan energi dari
berbagai kelompok pangan. Sesuai Pola Pangan Harapan (PPH), secara implisit
kebut uhan zat gizi juga terpenuhi kecuali untuk zat gizi yang sangat defisit
dalam suatu kelompok pangan. Oleh karena itu skor pola konsumsi pangan
mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan.
Dalam aplikasinya Pola Pangan Harapan (PPH) dikenal dengan
pola konsumsi pangan yang Beragam,
Bergizi Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah menu B2SA. Dengan terpenuhinya kebutuhan
energi dari berbagai kelompok pangan sesuai dengan PPH maka secara implisit
kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi. Oleh karena itu skor PPH
mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan. Sesuai
dengan kegunaannya, makanan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu makanan
sebagai sumber zat tenaga, zat
pembangunan dan zat pengatur. Oleh karena itu pangan yang dikonsumsi
sehari-hari harus dapat memenuhi fungsi makanan tersebut. Semua zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan mengkonsumsi pangan yang beraneka
ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini disebabkan karena tidak ada
satu jenis bahan makanan yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap. Dengan
terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan sesuai PPH maka
secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi.
Untuk tingkat Nasional telah disepakati susunan Pola Pangan
Harapan (PPH) berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG)
VIII tahun 2004 sebagai acuan dalam pembagunan pangan dan gizi. Angka Kecukupan
Energi (AKE) di tingkat konsumsi sebesar 2.000 Kkal/kap/hari, dan 2.200
Kkal/kap/hari di tingkat ketersediaan. Sedangkan Angka Kecukupan Protein (AKP)
di tingkat konsumsi adalah sebesar 52 gram/kap/hari, dan 57 gram/kap/hari di
tingkat ketersediaan.
2.2 Cara Perhitungan
Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen
yang harus diketahui diantaranya yaitu:
1.
Menghitung energi dan zat gizi
Energi
dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing bahan pangan.
Pada cell energi pada sheet PPH diketik = SUM (data energi
setiap golongan bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya
dihitung jumlah total energi untuk semua golongan bahan pangan dengan cara
ketik = SUM (data energi setiap golongan bahan pangan dari padi-padian sampai
yang lainnya).
2.
Menghitung % energy dan zat gizi
Menghitung persentase nergi energy energy adalah
dengan membagi energy setiap golongan dengan energy total untuk semua
golongan. Caranya adalah dengan mengetik = cell setiap
golongan / cell total energy*100.
3.
Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan
Energi adalah dengan membandingkan persentase energy energy dengan angka
kecukupan energy (2000 kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis dengan
mengetik = cell % energy / 2000*100.
4.
Menghitung skor AKE
Untuk
menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan mamasukkan kolom
bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu. Bobot menggambarkan
kontribusi setiap golongan bahan pangan dalam menyumbangkan
energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya adalah 0.5, umbi-umbian
0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya. Selanjutnya adalah menghitung skor aktual
energi setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalikan persentase AKE setiap
golongan bahan pangan dengan bobot setiapgolongan bahan pangan.
2.3 Bahan Pola Pangan Harapan
Data konsumsi pangan aktual berdasarkan hasil Susenas tahun
2011, terlebih dahulu dikelompokkan sesuai dengan pengelompokkan yang ada di
dalam Pola Pangan Harapan. Pengelompokkan tersebut disederhanakan menjadi 9
kelompok bahan pangan yaitu kelompok:
Padi-padian
|
Beras, jagung, terigu
|
Umbi-umbian
|
Ubi Kayu, Ubi Jalar, kentang,
talas, sagu dan umbi lainnya.
|
Pangan Hewani
|
Daging, telur, susu, ikan
|
Minyak
dan Lemak
|
Minyak kelapa, minyak lainnya
(minyak goreng, minyak jagung, margarin)
|
Buah/Biji berminyak
|
Kelapa, kenari, kemiri, jambu
mete dan coklat
|
Kacang-kacangan
|
Kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, kacang merah dan kacang lainnya.
|
Gula
|
Gula pasir, gula aren, gula
merah, gula kelapa.
|
Sayur dan Buah
|
Semua jenis sayuran dan
buah-buahan
|
Lain – lain
|
Bumbu-bumbuan,
makanan dan minuman yang mengandung alkohol, teh, kopi, sirup, dll.
|
Data yang didapat sesuai dengan pengelompokkan tersebut
selanjutnya dibandingkan antara skor konsumsi pangan aktual dengan sasaran PPH
Nasional dan dilakukan analisis secara deskriptif.
2.4 Bobot setiap kelompok pangan
Bedasarkan data yang dijelaskan diatas selanjutnya akan
dibandingkan antara skor konsumsi pangan aktual dengan skor sasaran pola
konsumsi pangan tahun 2011 dan sasaran PPH Nasional apakah sudah sesuai atau
belum dengan susunan pola konsumsi pangan yang diharapkan, dan selanjutnya
dilakukan analisa secara deskriptif. Berikut merupakan susunan Pola Pangan
Harapan Nasional adalah sebagai berikut:

Dengan PPH tidak hanya pemenuhan kecukupan gizi yang
diketahui tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi yang
didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan
kemampuan daya beli. Dengan pendekatan PPH ini dapat dinilai mutu pangan
penduduk berdasarkan skor pangan. Semakin tinggi skor pangan maka semakin beragam
dan semakin baik komposisinya (BKP, 2005).
2.5 Pola Pangan Harapan di Provinsi Bengkulu
Tahapan awal penyusunan Pola Pangan Harapan Provinsi
Bengkulu dilaksanakan dengan menghitung skor mutu pangan berdasarkan data
konsumsi pangan (Susenas 2009) yang digunakan sebagai tahun dasar perhitungan
sehingga sasaran skor mutu pangan PPH, jumlah pangan yang dikonsumsi
(gram/kap/hari), jumlah energi yang dikonsumsi (Kkal/kap/hari), dan persentase
Angka Kecukupan Gizi/Energi (% AKG/AKE) dapat diprediksi melalui perhitungan
interpolasi linier.
Dari hasil evaluasi, perhitungan dan beberapa pertimbangan
lainnya berdasarkan data susenas tahun 2009 sebagai data dasar, maka konsumsi
pangan penduduk provinsi Bengkulu sesuai dengan susunan PPH Nasional diprediksi
akan dicapai pada tahun 2025 yaitu sebesar 2000 kkal/kap/hari untuk konsumsi
kalori dan skor mutu pangan sebesar 100, dimana setiap tahunnya diharapkan skor
mutu pangan meningkat sebesar 1,5 sesuai dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan interpolasi linier. Disamping itu Pola Pangan Harapan Provinsi
Bengkulu diukur berdasarkan kandungan energi dan bobot (rating) masing-masing
bahan pangan.
Berikut dapat dilihat sasaran susunan Pola Pangan Harapan
(PPH) Provinsi Bengkulu Tahun 2011 sebagai berikut:
No.
|
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
|
Berat (gr/Kap/Hr)
|
Energi (Kkal/Kap/Hr)
|
% AKE
|
Skor PPH
|
1.
|
Padi-padian
|
328,0
|
1.255,4
|
62,8
|
25,0
|
2.
|
Umbi-umbian
|
37,6
|
42,8
|
2,1
|
1,0
|
3.
|
Pangan Hewani
|
87,4
|
149,1
|
7,5
|
14,9
|
4.
|
Minyak dan Lemak
|
23,4
|
206,2
|
10,3
|
5,0
|
5.
|
Buah/biji berminyak
|
14,9
|
80,7
|
4,0
|
1,0
|
6.
|
Kacang-kacangan
|
14,5
|
41,0
|
2,1
|
4,1
|
7.
|
G u l a
|
23,8
|
84,7
|
4,2
|
2,1
|
8.
|
Sayur dan buah
|
205,2
|
90,7
|
4,5
|
22,7
|
9.
|
Lain-lain
|
30,2
|
33,9
|
1,7
|
0,0
|
Jumlah
|
-
|
1.984,6
|
99,2
|
75,8
|
Sumber : Susenas 2009, BPS;
diolah BKP Provinsi
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa sasaran
konsumsi energi tahun 2011 adalah 1.984,4 Kkal/Kap/hari yang berasal dari 9
(sembilan) kelompok bahan pangan dengan persentase Angka Kecukupan Energi 99,2
% dan capaian skor PPH 75,8 sehingga sasaran tahun demi tahun sampai pada tahun
2025 diharapkan akan tercapai konsumsi energi sebesar 2.000 Kkal/Kap/hari
dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.
Berikut ini sasaran/Proyeksi kebutuhan konsumsi Pangan
menurut kelompok Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
Tahun 2011
No
|
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
|
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi
Pangan
|
||
(gr/Kap/Hr)
|
(Kg/kap/hari)
|
(Ton/tahun)
|
||
1.
|
Padi-padian
|
328,0
|
119,7
|
204.254
|
2.
|
Umbi-umbian
|
37,6
|
13,7
|
26.055
|
3.
|
Pangan Hewani
|
87,4
|
31,9
|
57.444
|
4.
|
Minyak dan Lemak
|
23,4
|
8,5
|
14.790
|
5.
|
Buah/biji berminyak
|
14,9
|
5,4
|
9.146
|
6.
|
Kacang-kacangan
|
14,5
|
5,3
|
10.081
|
7.
|
Gula
|
23,8
|
8,7
|
15.266
|
8.
|
Sayur dan buah
|
205,2
|
74,9
|
130.435
|
9.
|
Lain-lain
|
30,2
|
11,0
|
18.352
|
Sumber : Susenas 2009, BPS;
diolah BKP Provinsi
Situasi Konsumsi dan Keragaman Pangan Aktual Penduduk
Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
No.
|
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
|
Konsumsi (gram)
|
Energi (Kalori)
|
% AKE
|
Protein (gram)
|
% Protein
|
Skor PPH
|
1.
|
Padi-padian
|
301,6
|
1.177
|
58,8
|
27,1
|
52,1
|
25,0
|
2.
|
Umbi-umbian
|
29,6
|
30
|
1,5
|
0,3
|
0,6
|
0,7
|
3.
|
Pangan
Hewani
|
95,5
|
160
|
8,0
|
15,1
|
29,1
|
16,0
|
4.
|
Minyak
dan Lemak
|
23,2
|
208
|
10,4
|
0,0
|
0,1
|
5,0
|
5.
|
Buah/biji
berminyak
|
13,6
|
73
|
3,7
|
0,7
|
1,4
|
1,0
|
6.
|
Kacang-kacangan
|
12,5
|
34
|
1,7
|
3,3
|
6,3
|
3,4
|
7.
|
Gula
|
22,8
|
82
|
4,1
|
0,0
|
0,0
|
2,0
|
8.
|
Sayur
dan buah
|
203,1
|
83
|
4,2
|
3,3
|
6,3
|
20,9
|
9.
|
Lain-lain
|
58,1
|
35
|
1,7
|
1,7
|
3,2
|
0,0
|
Total
|
1.880
|
94,0
|
51,6
|
99,3
|
74,0
|
Sumber : Susenas 2011, BPS; diolah BKP Provinsi
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 9 kelompok
bahan pangan yang dikonsumsi oleh penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2011
menunjukkan rata-rata konsumsi energi adalah 1.880 Kkal/kap/hari atau sebesar
94,0 % dari AKE (2.000 Kkal/Kap/hari), dan konsumsi protein sebesar 51,6
gram/kap/hari atau 99,3 % dari angka Kebutuhan Protein (52 gram/kap/hari),
sedangkan skor PPH yang dicapai adalah 74,0.
Skor aktual PPH yang dicapai pada tahun 2011 adalah 74,0
lebih rendah dari target skor yang harus dicapai pada tahun 2011 yaitu 75,8.
Hal ini menyebabkan tingkat keragaman konsumsi dan mutu pangan penduduk
Provinsi Bengkulu relatif masih rendah.
Berikut
perbandingan capaian konsumsi pangan aktual dengan sasaran konsumsi pangan
tahun 2011 Provinsi Bengkulu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 6. Perbandingan Antara Capaian dengan Sasaran Pola Pangan Penduduk
Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Dari tabel
tersebut diatas terlihat bahwa hasil perhitungan PPH Provinsi Bengkulu tahun
2011 menunjukkan tingkat perkembangan konsumsi dan keragaman pangan relatif
masih rendah, hanya kelompok pangan hewani yang menunjukkan angka diatas
sasaran/proyeksi, sedangkan 8 (delapan) kelompok pangan lainnya masih dibawah
sasaran/proyeksi tahun 2011. Demikian pula dengan total konsumsi energi aktual,
persentase angka kecukupan gizi/energi dan skor PPH tahun 2011 masih lebih
rendah dari sasaran PPH Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
Berikut
perbandingan konsumsi pangan aktual Provinsi Bengkulu tahun 2011 dengan pola
pangan harapan nasional :
Tabel 7. Perbandingan Konsumsi Pangan Aktual Provinsi Bengkulu Tahun 2011 Dengan
Pola Pangan Harapan Nasional

Dari tabel diatas menunjukkan
bahwa tingginya konsumsi beras kemungkinan disebabkan oleh pola makan
masyarakat yang masih tergantung pada beras sebagai sumber energi dan didukung
oleh produksi dan ketersediaan beras yang cukup tinggi, sedangkan konsumsi 8
(delapan) kelompok pangan lainnya baik kuantitas, kualitas maupun tingkat
keragamannya relatif masih rendah jika dibandingkan dengan standar konsumsi
pangan nasional, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal seperti
aksesibilitas terhadap bahan pangan yang relatif masih kurang dan rendahnya
rendahnya daya beli masyarakar.
Jika
dilihat dari perkembangan secara keseluruhan kualitas konsumsi pangan
masyarakat Bengkulu dari tahun 2009 – 2011 menunjukkan adanya perbaikan, hal
ini ditunjukkan oleh capaian angka skor mutu pangan yang setiap tahun
meningkat, sedangkan untuk konsumsi energi dan protein masih dibawah standar
nasional.
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut.
1.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan
jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi
kebutuhan energi dan zat gizi.
2.
Cara
menentukan atau cara perhitungan PPH dapat diawali dengan menghitung energi dan
zat gizi, kemudian menghitung presentasenya, mengitung presentase angka
kecukupan energi dan zat gizi, dan menghitung skor AKE.
3.
Skor
pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat
keragaman konsumsi pangan. Kehadiran konsep
PPH dan skor PPH tidak lepas dari kelemahan metodologis yaitu bahwa proporsi
kalori dalam PPH perlu diadaptasi sesuai kondisi/pola pangan
masing-masing negara dan sistem skor yang dikembangkan oleh tim FAO-RAPA belum
divalidasi.
4.
Sasaran konsumsi energi Provinsi Bengkulu tahun 2011 adalah 1.984,4
Kkal/Kap/hari. Sasaran tahun 2025 diharapkan tercapai konsumsi energi sebesar
2.000 Kkal/Kap/hari dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.
3.2. Saran
Semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan
mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang dapat
menyediakan zat gizi secara lengkap. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari
berbagai kelompok pangan sesuai PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi
lainnya juga terpenuhi. Semakin tinggi skor pangan maka semakin beragam dan
semakin baik komposisinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bkpprovinsibengkulu.net/downlot.php?file=BUKU%20PPH%20TAHUN%202012.pdf
(Diakses pada hari rabu tanggal 12 Mei
2015)
https://www.scribd.com/doc/67703674/Pola-Pangan-Harapan
(Diakses pada hari rabu tanggal 12 Mei 2015)
http://eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdf
(Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25514/5/Chapter%20I.pdf
(Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=63775&ftyp=potongan&potongan=S2-2013-323346-chapter1.pdf
(Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)
MAaf mbak boleh nny? Gmn Sih Cara lengkapnya menghitung skor pph ?
BalasHapus