Tatik Mahasiswa FKM UJ

Selasa, 26 Mei 2015

Makalah Pola Pangan Harapan (PPH)





MAKALAH
POLA PANGAN HARAPAN

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah ekologi pangan dan gizi

Oleh:

KELOMPOK 2

Elyonai Chindy Anggraeni         (132110101005)
Ikrima Sundari                            (132110101008)
Yuli Rukmi Hasanah                   (132110101053)
Sutatik                                         (132110101057)
Ilham Wirananto                         (132110101068)
Marga Retta Kurnia B                (132110101079)
Sevi Ayu Arista                          (132110101086)
Dwi Santoso Raharjo                  (132110101097)
Rahmania Hamida                      (132110101119)
Fitra Malaningsi                          (132110101136)
Sisca Ellyana Putri                      (132110101164)
Agung Dwi Hermanto                (132110101174)



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2015





DAFTAR TABEL

Tabel 6. Perbandingan Antara Capaian dengan Sasaran Pola Pangan Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011.....................................................................10
Tabel 7. Perbandingan Konsumsi Pangan Aktual Provinsi Bengkulu Tahun 2011 Dengan Pola Pangan Harapan Nasional……………………………………………….11








KATA PENGANTAR


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “POLA PANGAN HARAPAN” ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Ekologi Pangan dan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.      Ibu Nina Rohmawati, S.Gz.,M.PH. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada kami dalam menyusun makalah ini,
2.      Rekan-rekan Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2013 yang telah memberikan saran dan kritik demi terselesaikannya makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, namun penyusun juga tidak membantah bahwa dalam pembahasan makalah ini juga terdapat banyak manfaat bagi para pembaca.Oleh karena itu penyusun tidak menutup kemungkinan bagi pembaca untuk memberikan komentar, kritik, maupun saran kepada penyusun.


Jember, 14 Mei 2015


Penulis



BAB 1. PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan manusia sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Dalam perkembangan peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup yang maju, mandiri, dalam suasana tenteram serta sejahtera lahir dan batin semakin dituntut penyediaan pangan yang cukup, berkualitas dan merata. Undang-undang Pangan Nomor 7/1996 mengamanatkan bahwa pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang pemenuhannya bagian dari hak asasi manusia (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun konsumsi pangan, yang mampu mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan cita rasa (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif berdasarkan skor pangan dari 9 bahan pangan. Ketersediaan pangan sepanjang waktu, dalam jumlah yang cukup dan harga terjangkau sangat menentukan tingkat konsumsi pangan di tingkat rumah tangga. Selanjutnya pola konsumsi pangan rumah tangga akan berpengaruh pada komposisi konsumsi pangan (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi salah satu indikator dalam pencapaian ketahanan pangan. Dalam konteks tujuan penyediaan pangan yang cukup dan bermutu bagi pemenuhan kebutuhan gizi penduduk, FAO-RAPA telah merekomendasikan pendekatan PPH dan skor PPH sebagai instrumen penetapan target dan evaluasi pembangunan pangan bagi perbaikan gizi masyarakat di suatu negara atau daerah.
Dengan PPH sebagai acuan diharapkan tercapai dua tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan dan untuk mengurangi ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan. Melalui kedua tujuan utama tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, diharapkan pola konsumsi masyarakat dapat memberikan kontribusi pada terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia.


1.2     Tujuan Makalah

  1. Mengetahui yang dimaksud dengan pola pangan harapan.
  2. Mengetahui cara perhitungan pola pangan harapan.
  3. Mengetahui bahan pola pangan harapan dan bobot setiap kelompok pangan.
  4. Mengetahui pola pangan harapan di Provinsi Bengkulu.



 

BAB 2. PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Pola Pangan Harapan

Pola  Pangan  Harapan  (PPH)  merupakan  susunan  beragam  pangan  atau  kelompok  pangan yang didasarkan pada sumbangan energinya baik secara absolute maupun relatif terhadap total energi  penyediaan  atau  konsumsi  pangan  yang  mampu  mencukupi  kebutuhan  konsumsi pangan  penduduk  baik  kuantitas,  kualitas  maupun  keragamannya  dengan  aspek-aspek  sosial, ekonomi, budaya dan cita rasa.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah.
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas sumbangan energi terhadap total energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan yang mampu mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk secara kualitas, kuantitas maupun keragamannya, dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi, budaya, agama dan cita rasa.
Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Pola Pangan Harapan (PPH) dapat digunakan sebagai ukuran keseimbangan dan keanekaragaman pangan dengan terpenuhi kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan. Sesuai Pola Pangan Harapan (PPH), secara implisit kebut uhan zat gizi juga terpenuhi kecuali untuk zat gizi yang sangat defisit dalam suatu kelompok pangan. Oleh karena itu skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan.
Dalam aplikasinya Pola Pangan Harapan (PPH) dikenal dengan pola konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah menu B2SA. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan sesuai dengan PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi. Oleh karena itu skor PPH mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan. Sesuai dengan kegunaannya, makanan dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu makanan sebagai sumber zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur. Oleh karena itu pangan yang dikonsumsi sehari-hari harus dapat memenuhi fungsi makanan tersebut. Semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan sesuai PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi.
Untuk tingkat Nasional telah disepakati susunan Pola Pangan Harapan (PPH) berdasarkan hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG) VIII tahun 2004 sebagai acuan dalam pembagunan pangan dan gizi. Angka Kecukupan Energi (AKE) di tingkat konsumsi sebesar 2.000 Kkal/kap/hari, dan 2.200 Kkal/kap/hari di tingkat ketersediaan. Sedangkan Angka Kecukupan Protein (AKP) di tingkat konsumsi adalah sebesar 52 gram/kap/hari, dan 57 gram/kap/hari di tingkat ketersediaan.

2.2    Cara Perhitungan

Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu:
1.    Menghitung energi dan zat gizi
Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing-masing bahan pangan. Pada cell energi pada sheet PPH diketik = SUM (data energi setiap golongan bahan pangan pada sheet konsumsi). Selanjutnya dihitung jumlah total energi untuk semua golongan bahan pangan dengan cara ketik = SUM (data energi setiap golongan bahan pangan dari padi-padian sampai yang lainnya).

2.    Menghitung % energy  dan zat gizi
Menghitung persentase nergi energy energy adalah dengan membagi energy setiap golongan dengan energy total untuk semua golongan. Caranya adalah dengan mengetik = cell setiap golongan / cell  total energy*100.
3.    Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah dengan membandingkan persentase energy energy dengan angka kecukupan energy (2000 kkal) dikali 100. Untuk rumus formulanya dapat ditulis dengan mengetik = cell  % energy / 2000*100.
4.    Menghitung skor AKE
Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah dengan mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan terlebih dahulu. Bobot menggambarkan kontribusi setiap golongan bahan pangan dalam menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan padi-padian bobotnya adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 panga hewani 2.0 dan seterusnya. Selanjutnya adalah menghitung skor aktual energi setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalikan persentase AKE setiap golongan bahan pangan dengan bobot setiapgolongan bahan pangan.

2.3    Bahan Pola Pangan Harapan

Data konsumsi pangan aktual berdasarkan hasil Susenas tahun 2011, terlebih dahulu dikelompokkan sesuai dengan pengelompokkan yang ada di dalam Pola Pangan Harapan. Pengelompokkan tersebut disederhanakan menjadi 9 kelompok bahan pangan yaitu kelompok:
Tabel 1. Kelompok Bahan Pangan
Padi-padian
Beras, jagung, terigu
Umbi-umbian
Ubi Kayu, Ubi Jalar, kentang, talas, sagu dan umbi lainnya.
Pangan Hewani
Daging, telur, susu, ikan
Minyak dan Lemak
Minyak kelapa, minyak lainnya (minyak goreng, minyak jagung, margarin)
Buah/Biji berminyak
Kelapa, kenari, kemiri, jambu mete dan coklat
Kacang-kacangan
Kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah dan kacang lainnya.
Gula
Gula pasir, gula aren, gula merah, gula kelapa.
Sayur dan Buah
Semua jenis sayuran dan buah-buahan
Lain – lain
Bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang mengandung alkohol, teh, kopi, sirup, dll.

Data yang didapat sesuai dengan pengelompokkan tersebut selanjutnya dibandingkan antara skor konsumsi pangan aktual dengan sasaran PPH Nasional dan dilakukan analisis secara deskriptif.

2.4    Bobot setiap kelompok pangan

Bedasarkan data yang dijelaskan diatas selanjutnya akan dibandingkan antara skor konsumsi pangan aktual dengan skor sasaran pola konsumsi pangan tahun 2011 dan sasaran PPH Nasional apakah sudah sesuai atau belum dengan susunan pola konsumsi pangan yang diharapkan, dan selanjutnya dilakukan analisa secara deskriptif. Berikut merupakan susunan Pola Pangan Harapan Nasional adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Susunan Pola Pangan Harapan Nasional
Dengan PPH tidak hanya pemenuhan kecukupan gizi yang diketahui tetapi sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi yang didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli. Dengan pendekatan PPH ini dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan. Semakin tinggi skor pangan maka semakin beragam dan semakin baik komposisinya (BKP, 2005).

2.5    Pola Pangan Harapan di Provinsi Bengkulu

Tahapan awal penyusunan Pola Pangan Harapan Provinsi Bengkulu dilaksanakan dengan menghitung skor mutu pangan berdasarkan data konsumsi pangan (Susenas 2009) yang digunakan sebagai tahun dasar perhitungan sehingga sasaran skor mutu pangan PPH, jumlah pangan yang dikonsumsi (gram/kap/hari), jumlah energi yang dikonsumsi (Kkal/kap/hari), dan persentase Angka Kecukupan Gizi/Energi (% AKG/AKE) dapat diprediksi melalui perhitungan interpolasi linier.
Dari hasil evaluasi, perhitungan dan beberapa pertimbangan lainnya berdasarkan data susenas tahun 2009 sebagai data dasar, maka konsumsi pangan penduduk provinsi Bengkulu sesuai dengan susunan PPH Nasional diprediksi akan dicapai pada tahun 2025 yaitu sebesar 2000 kkal/kap/hari untuk konsumsi kalori dan skor mutu pangan sebesar 100, dimana setiap tahunnya diharapkan skor mutu pangan meningkat sebesar 1,5 sesuai dengan hasil perhitungan dengan menggunakan interpolasi linier. Disamping itu Pola Pangan Harapan Provinsi Bengkulu diukur berdasarkan kandungan energi dan bobot (rating) masing-masing bahan pangan.
Berikut dapat dilihat sasaran susunan Pola Pangan Harapan (PPH) Provinsi Bengkulu Tahun 2011 sebagai berikut:
Tabel 3. Pola Pangan Harapan Provinsi Bengkulu Tahun 2011
No.
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
Berat (gr/Kap/Hr)
Energi (Kkal/Kap/Hr)
% AKE
Skor PPH
1.
Padi-padian
328,0
1.255,4
62,8
25,0
2.
Umbi-umbian
37,6
42,8
2,1
1,0
3.
Pangan Hewani
87,4
149,1
7,5
14,9
4.
Minyak dan Lemak
23,4
206,2
10,3
5,0
5.
Buah/biji berminyak
14,9
80,7
4,0
1,0
6.
Kacang-kacangan
14,5
41,0
2,1
4,1
7.
G u l a
23,8
84,7
4,2
2,1
8.
Sayur dan buah
205,2
90,7
4,5
22,7
9.
Lain-lain
30,2
33,9
1,7
0,0
Jumlah
-
1.984,6
99,2
75,8
Sumber : Susenas 2009, BPS; diolah BKP Provinsi
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa sasaran konsumsi energi tahun 2011 adalah 1.984,4 Kkal/Kap/hari yang berasal dari 9 (sembilan) kelompok bahan pangan dengan persentase Angka Kecukupan Energi 99,2 % dan capaian skor PPH 75,8 sehingga sasaran tahun demi tahun sampai pada tahun 2025 diharapkan akan tercapai konsumsi energi sebesar 2.000 Kkal/Kap/hari dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.
Berikut ini sasaran/Proyeksi kebutuhan konsumsi Pangan menurut kelompok Pangan Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan Provinsi Bengkulu
Tahun 2011
No
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
Proyeksi Kebutuhan Konsumsi Pangan
(gr/Kap/Hr)
(Kg/kap/hari)
(Ton/tahun)
1.
Padi-padian
328,0
119,7
204.254
2.
Umbi-umbian
37,6
13,7
26.055
3.
Pangan Hewani
87,4
31,9
57.444
4.
Minyak dan Lemak
23,4
8,5
14.790
5.
Buah/biji berminyak
14,9
5,4
9.146
6.
Kacang-kacangan
14,5
5,3
10.081
7.
Gula
23,8
8,7
15.266
8.
Sayur dan buah
205,2
74,9
130.435
9.
Lain-lain
30,2
11,0
18.352
Sumber : Susenas 2009, BPS; diolah BKP Provinsi
Situasi Konsumsi dan Keragaman Pangan Aktual Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011.


Tabel 5. Situasi Konsumsi dan Keragaman Aktual Provinsi Bengkulu Tahun 2011
No.
Kelompok Pangan/
Jenis Pangan
Konsumsi (gram)
Energi (Kalori)
%  AKE
Protein (gram)
% Protein
Skor PPH
1.
Padi-padian
301,6
1.177
58,8
27,1
52,1
25,0
2.
Umbi-umbian
29,6
30
1,5
0,3
0,6
0,7
3.
Pangan Hewani
95,5
160
8,0
15,1
29,1
16,0
4.
Minyak dan Lemak
23,2
208
10,4
0,0
0,1
5,0
5.
Buah/biji berminyak
13,6
73
3,7
0,7
1,4
1,0
6.
Kacang-kacangan
12,5
34
1,7
3,3
6,3
3,4
7.
Gula
22,8
82
4,1
0,0
0,0
2,0
8.
Sayur dan buah
203,1
83
4,2
3,3
6,3
20,9
9.
Lain-lain
58,1
35
1,7
1,7
3,2
0,0
Total
1.880
94,0
51,6
99,3
74,0
Sumber : Susenas 2011, BPS; diolah BKP Provinsi


Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 9 kelompok bahan pangan yang dikonsumsi oleh penduduk Provinsi Bengkulu tahun 2011 menunjukkan rata-rata konsumsi energi adalah 1.880 Kkal/kap/hari atau sebesar 94,0 % dari AKE (2.000 Kkal/Kap/hari), dan konsumsi protein sebesar 51,6 gram/kap/hari atau 99,3 % dari angka Kebutuhan Protein (52 gram/kap/hari), sedangkan skor PPH yang dicapai adalah 74,0.
Skor aktual PPH yang dicapai pada tahun 2011 adalah 74,0 lebih rendah dari target skor yang harus dicapai pada tahun 2011 yaitu 75,8. Hal ini menyebabkan tingkat keragaman konsumsi dan mutu pangan penduduk Provinsi Bengkulu relatif masih rendah.
Berikut perbandingan capaian konsumsi pangan aktual dengan sasaran konsumsi pangan tahun 2011 Provinsi Bengkulu dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 6. Perbandingan Antara Capaian dengan Sasaran Pola Pangan Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011    
    
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa hasil perhitungan PPH Provinsi Bengkulu tahun 2011 menunjukkan tingkat perkembangan konsumsi dan keragaman pangan relatif masih rendah, hanya kelompok pangan hewani yang menunjukkan angka diatas sasaran/proyeksi, sedangkan 8 (delapan) kelompok pangan lainnya masih dibawah sasaran/proyeksi tahun 2011. Demikian pula dengan total konsumsi energi aktual, persentase angka kecukupan gizi/energi dan skor PPH tahun 2011 masih lebih rendah dari sasaran PPH Provinsi Bengkulu Tahun 2011.
Berikut perbandingan konsumsi pangan aktual Provinsi Bengkulu tahun 2011 dengan pola pangan harapan nasional :
Tabel 7. Perbandingan Konsumsi Pangan Aktual Provinsi Bengkulu Tahun 2011 Dengan Pola Pangan Harapan Nasional
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingginya konsumsi beras kemungkinan disebabkan oleh pola makan masyarakat yang masih tergantung pada beras sebagai sumber energi dan didukung oleh produksi dan ketersediaan beras yang cukup tinggi, sedangkan konsumsi 8 (delapan) kelompok pangan lainnya baik kuantitas, kualitas maupun tingkat keragamannya relatif masih rendah jika dibandingkan dengan standar konsumsi pangan nasional, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal seperti aksesibilitas terhadap bahan pangan yang relatif masih kurang dan rendahnya rendahnya daya beli masyarakar.

Jika dilihat dari perkembangan secara keseluruhan kualitas konsumsi pangan masyarakat Bengkulu dari tahun 2009 – 2011 menunjukkan adanya perbaikan, hal ini ditunjukkan oleh capaian angka skor mutu pangan yang setiap tahun meningkat, sedangkan untuk konsumsi energi dan protein masih dibawah standar nasional.

BAB III. PENUTUP


3.1.  Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut.
1.    Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi.
2.    Cara menentukan atau cara perhitungan PPH dapat diawali dengan menghitung energi dan zat gizi, kemudian menghitung presentasenya, mengitung presentase angka kecukupan energi dan zat gizi, dan menghitung skor AKE.
3.    Skor pola konsumsi pangan mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat keragaman konsumsi pangan. Kehadiran konsep PPH dan skor PPH tidak lepas dari kelemahan metodologis yaitu bahwa proporsi kalori dalam PPH perlu diadaptasi sesuai kondisi/pola pangan masing-masing negara dan sistem skor yang dikembangkan oleh tim FAO-RAPA belum divalidasi.
4.    Sasaran konsumsi energi Provinsi Bengkulu tahun 2011 adalah 1.984,4 Kkal/Kap/hari. Sasaran tahun 2025 diharapkan tercapai konsumsi energi sebesar 2.000 Kkal/Kap/hari dengan skor Pola Pangan Harapan sebesar 100.

3.2.  Saran

Semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat diperoleh dengan mengkonsumsi pangan yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Hal ini disebabkan karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang dapat menyediakan zat gizi secara lengkap. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok pangan sesuai PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga terpenuhi. Semakin tinggi skor pangan maka semakin beragam dan semakin baik komposisinya.



DAFTAR PUSTAKA


https://www.scribd.com/doc/67703674/Pola-Pangan-Harapan (Diakses pada hari rabu tanggal 12 Mei 2015)
http://eprints.ums.ac.id/2805/2/J300050011.pdf (Diakses pada hari rabu tanggal 13 Mei 2015)


Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. MAaf mbak boleh nny? Gmn Sih Cara lengkapnya menghitung skor pph ?

    BalasHapus